Rabu, 03 Februari 2016

Pengalaman Guru Honorer: Gaji Dikit Tapi Hati Bahagia - AGC Guru Honorer

Sudah lama tidak menulis di blog ini karena sakit jadi kali ini saya ingin berbagi sedikit tentang perjalanan hidup saya menjadi seorang blogger. Saya lulus dari tempat kuliah saya tahun 2010 kemudian setelah itu langsung ada tawaran kerja menjadi guru honor di salah satu sekolah swasta di Kabupaten Tasikmalaya. Kala itu jujur saja saya belum tahu sama sekali mengenai mekanisme gaji seorang guru honor. Perjalanan ke sekolah dari rumah sekitar kurang lebiih 45 menit naik motor dengan mengarungi jalan berbukit dengan jalan sempit dan rusak. 
Ada yang bilang jalanan menuju sekolah tempat pertamakali saya bekerja seperti "susukan saat" atau sungai yang sedang surut di musim kemarau. Pemandangan indah sering terlihat selama perjalanan menuju sekolah. Rasa letih karena perjalanan tidak terasa ketika melihat anak-anak didik menunggu dengan antusias di kelas.
Memang menjadi guru honor tidak mendatangkan banyak uang tapi di luar itu semua ada hal lain yang tidak bisa dibeli yaitu kebahagian batin. Setiap siang saya dan par aguru lain selalu disuguhi dengan makan siang oleh ibu kepala madrasah yang baik hati. Makan bareng siang hari sehabis mengajar menjadi suatu kenikmatan tersendiri. Diselingi dengan obrolan-obrolan ringan, kebahagian itu senantiasa tercipta di sana. 
Kondisi sekolah juga sangat kondusif tanpa ada sikut sana sikut sini. Berlokasi di daerah pedesaan yang sangat asri membuat perasaan semakin hanyut dalam kedamaian. Sungguh saya sangat merindukan saat-saat tersebut. Sekarang ini saya bekerja di salah satu sekolah swasta di luar Jawa. Gaji memang alhamdulliah namun tetap saja setelah dibandingan, ada hal lain yang hilang dan tidak bisa dibeli ketika saya masih menjadi guru honor. Jika saya memiliki usaha sampingan saja di sana, ingin rasanya kembali menjadi guru honor walaupun gaji kecil namun hati bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar