Minggu, 03 Januari 2016

Warisan Budaya Sunda Upacara Seren Taun - AGC Guru Honorer

Kuningan merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di wilayah timur Jawa Barat dan berada di kaki Gunung Ciremai. Keindahan alam kabupaten ini dipadukan dengan keunikan budaya masyarakatnya. Salah satu wisata budaya yang sering dinanti oleh para wisatawan adalah Upacara Adat Seren Taun. Pada dasarnya Upacara Seren Tahun adalah upacara syukur panen padi yang dilaksanakan masyarakat Sunda khususnya di wilayah desa Adat Sunda. Di Kuningan sendiri, upacara ini dilakukan oleh komunitas masyarakat di Desa Cigugur. Upacara Seren Taun di Desa Cigugur Kuningan dilaksanakan pada tanggal 22 Bulan Rayagung dan dipusatkan di Pendopo Paseban Tri Panca Tunggal tempat kediaman Pangeran Djatikusumah yang dibangun pada 1840. Bulan Rayagung adalah bulan terakhir dalam penanggalan kalender Sunda kuno.


Upacara Seren Taun sarat akan nilai-nilai sakral, budaya, kesenian dan pendidikan. Seren Taun merupakan salah satu warisan budaya masyarakat agraris Jawa Barat sebagai ungkapan rasa syukur pada Tuhan YME  atas hasil panen dalam setahun.  Upacara Seren Taun merupakan acara penyerahan hasil bumi berupa padi untuk disimpan ke dalam lumbung atau dalam bahasa Sunda disebut leuit.
Padi yang ditumbuk pada puncak acara yaitu sebanyak 22 kwintal dengan pembagian 20 kwintal untuk ditumbuk dan dibagikan kembali kepada masyarakat dan 2 kwintal digunakan sebagai benih. Bilangan 20 melambangkan unsur anatomi tubuh manusia. Empat penjuru melambangkan cinta kasih sayang Tuhan terhadap umatnya di keempat penjuru bumi.
Menurut catatan sejarah masyarakat lokal Cigugur, perayaan Seren Taun sudah dilakukan secara turun-temurun sejak zaman kerajaan Sunda purba seperti Padjajaran. Upacara ini bermula dari pemuliaan masyarakat Sunda kuno terhadap Nyi Pohaci Sanghyang Asri, dewi padi dalam kepercayaan Sunda kuno. Kepercayaan Sunda kuno sangat dipengaruhi oleh paham animisme-dinamisme dan corak Hindu. Dalam upacara Seren Taun sering ditampilkan berbagai macam kesenian tradsional yang menjadi tontonan atraksi tersendiri bagi masyarakat yaitu:
1. Damar Sewu adalah sebuah gelaran budaya yang menggambarkan bagaimana manusia menjalani proses kehidupan baik secara pribadi maupun sosial.
2. Tari Buyung adalah gelaran budaya yang menggambarkan gambaran manusia dalam kehidupan baik secara pribadi maupun sosial.
3. Pesta Dadung yaitu upaya meruwat dan menajaga kesimbangan alam agar hama dan unsur negatif tidak mengganggu kehidupan manusia.
4. Ngamamerokeun yaitu upacara mengawinkan benih padi jantan dengan betina.
5. Tarawangsa yaitu seni yang berasal dari Mataram, berupa tabuhan Kecapi dilengkapi tarian sederhana yang disebut Badaya.
6. Seribu Kentongan memiliki makna bahwa kentongan awi bambu memiliki arti kita harus senantiasa ingat dan eling pada hukum adikodrati. Seribu kentongan merupakan acara penutup rangkaian Seren Taun. Lebih dari 1000an orang yang terdiri dari dewasa, anak-anak ikut serta dalam prosesi ini dan ditutup dengan 10 orang rampak kendang. 
seperti Tari Buyung, Angklung Kanekes, Angklung Buncis, Arak-arakan Memeron atau replika binatang, Ngajayak dan juga permainan tradisional anak-anak tradisional Sunda. 


Sumber dan Gambar:
Komodifikasi Upacara Tradisional Seren Taun dalam Pembentukkan Identitas Komunitas. Untung Prasetyo dan Sarwititi Sarwoprasodjo.  
disini disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar