Jumat, 10 Juni 2016

Mau Dibawa Kemana Guru Indonesia? - AGC Guru Honorer

Daripada tidur di siang hari, kali ini saya coba posting dengan judul "mau dibawah kemana guru Indonesia?". Beberapa hari ini saya melihat beberapa berita di media sosial tentang berbagai macam krisis di dunia pendidikan khususnya yang melibatkan peran dan fungsi guru. Saya tergelitik untuk menulis opini inikarena saya pun seorang guru. Guru adalah sebuah profesi yang begitu berat amanahnya jika tidak dilaksanakan sebaik mungkin.Tugas guru adalah "mencoba" sekuat tenaga merubah karakter anak mulai dari yang tadinya malas menjadi rajin, yang kurang pandai menjadi agak atau pandai, yang berandal menjadi sholeh dan sholehah dan lainnya.

Ada beberapa berita yang menurut saya mencederai hakikat tugas dan fungsi guru. Pertama adalah kalau tidak salah kasus guru yang dicukur balik orangtua murid karena menghukum anaknya, kemudian ada guru yang dipenjara karena mencubit siswanya, dan yang terakhir ada kepala sekolah yang ditampar balik orang tua siswa karena menampar anaknya. Hal seperti ini menandakan lemahnya fungsi guru sebagai "agent of change" di masyarakat. Saat ini seolah-olah guru itu adalah dewa yang harus dengan ajaib merubah siswanya jadi pandai, nilai bagus, lulus SMPTN, pintar semua mapel dan lainnya. Pandangan orang tua Indonesia jaman sekarang saya rasa harus diluruskan. 

Saya ingat dahulu ketika kecil, saat saya melakukan kesalahan di sekolah maka guru akan menghukum saya, ada yang mencukur, mencubit, lari hingga menampar jika memang kasusnya berat. Dan saya pun memang menerima hukuman itu karena saya salah. Saat pulang ke rumah pun orang tua malah tambah ngomel karena mengapa saya berbuat salah di sekolah, tidak dengan datang ke sekolah menghakimi guru seolah-olah dia yang paling benar. Menurut saya aturan hukuman fisik boleh-boleh saja selama masih batas kewajaran toh guru yang baik pasti tahu batasan mana yang kira-kira bisa membuat anak terluka. Coba kamu lihat, prajurit TNI yang melakukan kesalahan ketika latihan, pasti akan ditampar atau disuruh lari bawa karung beras oleh komandan dan prajurit tidak merasa kesal dan ia menyadari akan kesalahannya. Apakah ada prajurit yang mati karena ulah komandannya?tidak, mereka malah semakin kuat dan solid di lapangan. Jadi itulah mengapa pendidikan kita sekarang sudah masuk jaman "lebay". Cubit dikit masuk penjara, nilai jelek bilang ayah ibu suruh ganti ke sekolah.

Saya juga ingat sebuah spanduk yang dituliskan siswa yang protes karena gagal SNMPTn di salah satu sekolah, bunyinya begini kira-kira kalau masih ingat "3 tahun kami mengejar nilai , kesininya lupa lagi, pokonya intinya JADI GAGAL KARENA BAPAK". Mindset anak-anak tersebut saat sekolah "mengejar nilai", padahal harusnya mengejar ilmu, bukan?. Persoalan ada human eror dibalik kegagalan itu ya silahkan usut sendiri, tapi saya fokus pada apa yang anak-anak tulis dalam spanduknya. Jangan-jangan semua anak Indonesia kini lebih mementingkan nilai "angka" daripada ilmu itu sendiri, dan dengan sistem yang masih kaku maka berbagai kecurangan pasti akan terus terjadi karena yang dikejar adalah angka bukan ilmu. 

Saya juga sedikit lucu melihat ketika ujian nasional saja, berkas UN harus dijaga aparat bersenjata seperti mengawal teroris. Mungkin fenomena ini cuma satu-satunya di dunia. Artinya UN masih menjadi sumber ketakutan, gagal UN berarti masa depan hancur. Itulah sekelumit dunia pendidikan kita saat ini. Memang semua perangkat harus berbenah mulai dari pemerintah, guru, siswa dan orang tua siswa itu sendiri. Ada baiknya sebelum siswa belajar di sekolah, guru dan ortu siswa dikumpulkan untuk menyatukan persepsi dan membuat kontrak belajar. Saat orang tua menyerahkan anaknya ke sekolah maka ia harus yakin dan menyetujui aturan yang diberlakukan, jangan sampai cubit dikit masuk penjara. Emangnya cubit orang atau cukur rambut anak bisa bikin mati anak?, engga juga kan?. 

Mendidik itu harus dengan kasih sayang, jangan pakai kekerasan. Iya betul, pastinya semua guru juga paham akan hal itu, menghukum pun karena mereka sayang. Dimana-mana kalau ada pelanggaran pasti ada hukuman. Kecuali kalau sudah ada "oknum" guru yang misal berbuat asusila, atau lainnya memang itu harus ditindak. Jadi guru harus diberi kebebasan wewenang untuk menjalankan tugasnya di sekolah tanpa ada ketakutan apapun. Kalau berita seperti waktu lalu masih terulang maka guru saat ini adalah profesi yang lemah dan tidak tangguh dalam mendidik anak didiknya. Selamat berpuasa.

Kamis, 09 Juni 2016

Ciri-Ciri Hutan Hujan Tropis - AGC Guru Honorer

Kali ini saya akan berikan penjelasan tentang ciri-ciri umum dari hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis merupakan salah satu bioma yang terdapat di sekitar lintang tropik antara 23,5 LU - 23,5 LS. Hutan hujan tropis (rainforest) merupakan ekosistem yang unik dan memiliki biodiversitas tertinggi. Vegetasi pada hutan hujan tropis tidak pernah menggugurkan daun dan kondisinya sangat bervariasi seperti ada yang sedang berbunga, ada yang sedang berbuah, ada yang dalam perkecambahan atau berada dalam tingkatan kehidupan sesuai dengan sifat atau kelakukan masing-masing jenis vegetasi tersebut. Hutan tropis memiliki vegetasi yang khas daerah tropis basah dan menutupi semua permukaan daratan yang memiliki iklim panas, curah hujan cukup banyak serta terbagi merata.
https://www.skyrail.com.au/files/photos/0/32-photo-
382a2ed9922fbe7292f0be09521eac0e.jpg
Pohon-pohon dari hutan hujan sangat beranekaragam dengan tinggi rata-rata 46-55 m dan kadangkala sebagai individu dapat mencapai 100 m dengan bentuk pohon pada umumnya ramping. Tinggi pohon tidak sama seringkali terdapat 3 lapis pohon-pohon tapi kadang hanya dua lapis. Vegetasi di bawah hutan hujan tropis terdiri dari semak, terna dan sejumlah anakan serta kecambah-kecambahan dari pohon. Disamping itu hutan hujan memiliki tanaman memanjat dari berbagai bentuk dan ukuran serta epifit yang tumbuh pada batang dan daun. Hutan hujan tropis sangat berstratifikasi, secara garis besar membentuk 3 lapisan yaitu:
1. Pohon-pohon yang menjulang tinggi
2. Lapisan tajuk yang membentuk lapisan permadani hijau yang berkesinambungan dengan ketinggian 80-100 kaki.
3. Lapisan tumbuhan bawah

Dalam masyarakat, hutan hujan dikenal adanya kelas-kelas atau golongan ekologis yang disebut dengan synusia. Synusia adalah golongan tumbuh-tumbuhan yang memiliki life-form serupa, menduduki niche yang sama dan memainkan peranan yang serupa dalam komunitasnya. Atau dikatakan pula bahwa synusia adalah sekelompok tumbuhan yang memiliki tuntutan yang serupa pada habitat yang serupa. Untuk jelasnya lihat penjelasan di bawah ini:
1. Tumbuhan-tumbuhan autotrof (berklorofil)
1)Tumbuh-tumbuhan yang secara mekanisme beridiri sendiri, disusun dalam beberapa strata yaitu: pepohonan, perdu dan terna. Pembagian strata ada lima yaitu stratum A terdiri dari pepohonan dengan ketinggian 30-42 m. Stratum B terdiri dari pepohonan dengan ketinggian sekitar 20-27 m. Stratum C terdiri dari pepohonan dengan ketinggian sekitar 8-14 m. Stratum D terutama terdiri dari jenis berkayu namun lebih banyak tergolong terna dan sering disebut stratum semak. Stratum E adalah tanah yang terdiri atas terna-terna atau kecambah pepohonan. 
2). Tumbuh-tumbuhan yang tidak dapat berdiri sendiri yaitu:
a. tumbuhan memanjat
b. tumbuhan encekik (strangler)
c. Epifit dan semi parasit
2. Tumbuhan heterotrof (tanpa klorofil) yaitu saprofit dan parasit. Hutan hujan tropis secara garis besar dibagi menjadi hutan dataran rendah, submontane forest, montane forest, subalpine forest dan alpine forest. Untuk penjelasan jenis-jenis hutan hujan tersebut akan dibahas pada postingan selanjutnya. Baca juga: Jenis-Jenis Bioma di Bumi

Perbedaan Ekosistem Terumbu Karang dan Bakau - AGC Guru Honorer

Terumbu karang dan bakau atau mangrove merupakan dua komunitas laut dangkal yang sangat menarik dan khas di perairan tipe tropis dan subtropis yang sangat berperan dalam pembentukkan pulau dan perluasan pantai. Pada postingan kali ini akan dijelaskan mengenai perbedaan antara ekosistem terumbu karang dan ekosistem bakau atau mangrove. Kedua jenis komunitas ini membutuhkan laut yang tenang. Terumbu karang membutuhkan laut yang tenang dan bening sehingga dapat diterobos oleh sinar matahari sedangkan mangrove membutuhkan laut yang tenang dan berlumpur.

Terumbu Karang
Terumbu karang adalah ekosistem lengkap dengan struktur tropik, yang tersebar di perairan dangkal. Pada terumbu karang terdapat produsen pertama yang sangat banyak yaitu berupa ganggang. Ganggang ini melakukan proses fotosintesa dengan cepat dimana hasil fotosintesa ini digunakan sebagai sumber energi bagi binatang karang. Sebaliknya ganggang memperoleh nutrien dari binatang karang misalnya dalam bentuk kotoran. Begitulah seterusnya terjadi siklus mineral pada ekosistem terumbu karang. Disini dapat dijumpai hubungan kerja sama yang sangat baik antara hewan dengan vegetasi di dalam kolom karang. Sejenis gangang yang disebut zooxanthalae hidup dalam jaringan polip karang (endozoic) sementara lainnya hidup di sekitar atau di bawah dan di sisi kerangka karang.
Terumbu dibangun dari kalsium karbonat oleh binatang karang (pylum coelenterata). Peranan oksigen yang dikeluarkan oleh proses fotosintesa ganggang sangat membantu dalam pembentukkan karang. Pembentukkan karang tersebut akan meningkatkan 10 kali lipat di tempat terang dibanding dengan tempat gelap. Begitu pula bila ganggang endozoic dipisahkan dari karang maka pembentukkan kerangka karang itupun menjadi lambat. Jadi sesungguhnya terumbu karang adalah terumbu karang-ganggang. Produktivitas terumbu karang sangat tinggi, rasio P/R mendekati angka 1. Ini menunjukkan bahwa terumbu karang secara keseluruhan mendekati klimaks metabolik.
http://papre.com/wp-content/uploads/coral-reefs-are-hosed-660.jpg
Jenis Gangang yang berperan
1. Ganggang endozoic, tergolong dinoflagellata termasuk genus baru yang disebut symbiodinium. Ganggang ini terdapat di dalam endodern polip binatang karang.
2. Ganggang filamen yang kaya klorofil. Ganggang ini memebrikan warna yang kehijau-hijauan pada masa karang yang hidup. Ganggang ini terjaring ke dalam kerangka karang hidup.
3. Ganggang kerangka (skeletal algae) termasuk anggota chlorophyta (ganggang hijau).

Untuk melindungi dirinya, binatang karang mengeluarkan banyak lendir. Lendir ini akan mengikat bahan organik sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang merupakan sumber makanan yang banyak mengandung gizi bagi konsumen lainnya.
Keistimewaan dari terumbu karang adalah dalam hal siklus mineral yang efisien. Di situ terdapat kerja sama yang sangat baik antara tumbuhan (ganggang) dan binatang karang. Yang perlu diteladani dalam pemanfaatan sumber daya yang semakin langka untuk memenuhi kebutuhan dunia. Tetapi kegiatan manusia juga saat ini banyak mengganggu habitat terumbu karang selain dengan meningkatnya jumlah predatornya yaitu mahkota duri dan acanthaster planci.

Mangrove
Ekosistem mangrove atau hutan bakau termasuk ekosistem pantai atau komunitas bahari dangkal yang sangat menarik. yang banyak terdapat di perairan tropik dan subtropik. Penelitian mengenai hutan mangrove ini lebih banyak dilakukan daripada ekosistem  pantai lainnya. Mangrove merupakan ekosistem yang lebih spesifik jika dibandingkan dengan ekosistem lainnya karena memiliki vegetasi yang agak seragam serta memiliki tajuk yang rata tidak, tidak memiliki lapisan tajuk dengan bentukkan yang khas dan selalu hijau. 
Mangrove menyukai lingkungan yang agak ekstrim yaitu membutuhkan air asin, berlumpur dan selalu tergenang yaitu daerah yang berada dalam jangkauan pasang surut seperti di daerah delta, muara sungai atau sungai pasang berlumpur. Sementara di pantai berpasir atau berbatu ataupun karang berpasir, tumbuhnya tidak akan baik. Begitu pula arus yang kuat, misalnya karena sering dilewati manusia dengan kapal motor akan dapat menghancurkan habitat ini.
https://i.ytimg.com/vi/ucgYOMS7Kro/maxresdefault.jpg
Pohon-pohon mangrove adalah tipe halofit artinya bahwa mangrove ini tahan dengan tanah yang mengandung garam dan genangan air laut. Ada juga mangrove yang hidup di daerah yang lebih tinggi sehingga akan mengalami masa tanpa genangan di air laut yang panjang. Namun beberapa magnrove dapat dijumpai di tepi sungai sekitar 100 km dari laut walau pada permukaan air di mana pohon itu tumbuh adalah air tawar terapi pada dasar sungai terdapat seiris air asin.
Biji buah mangrove telah berkecambah sewaktu masih pohonnya dan jika jatuh ke air lalu mengapung dan kemudian akan melekat di dasar perairan dangkal dengan akar-akarnya yang sudah mulai berkembang. Dikatakan bahwa disaat akar mangrove mulai melekat, pada saat ini adalah awal dari proses pembentukkan pulau baru, begitu pula saat air laut surut, dasar laut akan muncul dan pada situasi ini pioner mangrove berkesempatan untuk tumbuh.
Akar dari pohon mangrove yang berbentuk cakram yang dapat menahan arus pasang surut mengendapkan lumpur dan merupakan lokasi baik bagi anak udang atau ikan mencari makanan sambil berlindung dari kejaran predator. Sejumlah pohon mangrove memiliki sistem perakaran yang istimewa, seperti jenis Rizophora memiliki akar jangkar yang panjang untuk mencegah tumbunya semaian di dekatnya. Adapula yang memiliki akar napas berbentuk pasak dari jenis Sonneratia dan Avicennia serta adanya akar napas berbentuk lutut dari jenis Bruquiera untuk memberikan kesempatan bagi oksigen untuk masuk ke dalam sistem perakaran.

Zonasi hutan bakau
Menurut frekuensi airnya, hutan mangrove dapat dibagi menjadi 5 zona yang ditumbuhi tipe-tipe vegetasi yang berlainan yaitu:
1. Paling terdekat dengan laut yang didominasi oleh Avicennia dan Sonneratia.
2. Hutan pada substrat yang lebih tinggi yang didominasi oleh Brugueira cylindrica. Hutan ini tumbuh pada tanah liat yang cukup keras dan dicapai oleh beberapa air pasang saja.
3. Lebih jauh dari pantai, yang didominasi oleh Rizophora.
4. Hutan bakau yang didominasi oleh Bruquiera parviflora.
5. Hutan mangrove yang didominasi  Bruquiera gymnorrhiza.

Menurut Saenger et al, memiliki 3 macam fungsi yaitu fungsi fisik, fungsi biologik dan fungsi ekonomi
Fungsi fisik hutan bakau:
1. Menjaga garis pantai tetap stabil
2. Mempercepat perluasan lahan
3. Melindungi pantai dan tebing sungai

Fungsi biologik hutan bakau:
1. Lokasi benih ikan, udang, kerang-kerangan dari lepas pantai.
2. Tempat bersarang burung-burung besar.
3. Sebagai habitat alami bagi banyak jenis biota.

Fungsi ekonomi hutan bakau:
Sebagai lahan untuk tambak, pembuatan garam dan sarana rekreasi.

http://www.questionyourshrimp.com/wp-content
/uploads/2015/02/Slide-2-About-Mangroves1.jpg
Hutan bakau mangrove tidak sama dengan hutan tropis. Begitu pula hutan bakau ini termasuk miskin jenis dan jenis mangrove tidak akan dijumpai pada hutan hujan. Pada keadaan optimal, sepintas lalu hutan mangrove ini akan mirip dengan hutan tropis basah.
Perbedaan hutan mangrove dengan hutan hujan adalah dalam hal berikut:
1. Habitat: mangrove terbatas pada daerah pantai berlumpur, sungai pasang berlumpur, delta dan lainnya.
2. Komposisi: mangrove miskin diversitas serta anggotanya tidak pernah ditemukan di hutan hujan.
3. Struktur: mangrove tidak memiliki lapisan tajuk.
4. Fisiognomi: mangrove terlihat hampir seragam dan memiliki bentukkan khas.

Animasi Siklus Batuan - AGC Guru Honorer

Batuan di bumi ini beranekaragam dan tersebar mulai dari pegunungan hingga lautan. Pada prinsip berdasarkan genesa atau urutan proses pembentukannya, batuan terbagai menjadi batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Semua jenis batuan tersebut berasal dari satu bahan yaitu magma yang ada di dalam bumi dan dimuntahkan oleh erupsi gunung api. Perbedaan batuan yang tersingkap disebabkan oleh pengaruh lingkungan disekitar magma itu sendiri ketika sedang melakukan perjalanan menuju permukaan bumi. Bagi yang ingin memahami lebih jelas tentang urutan proses siklus batuan tersebut, silahkan gunakan animasi di bawah ini. Sumber: disini disini

Rabu, 08 Juni 2016

Klasifikasi Ras Manusia - AGC Guru Honorer

Mengklasifikasikan berbagai jenis ras manusia memang banyak mengundang kesalahpahaman dari dulu. Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam lingkungan alam yang bervariasi di dunia dan dapat digolongkan berdasarkan ciri fisik mereka yang tampak seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut,bentuk muka dan lainnya sehingga muncullah definisi"ras" atau kelompok manusia yang secara umum memiliki ciri-ciri tubuh tertentu.
http://apjjf.org/data/3500Tonkari11.jpg
Masalah mengenai cara mengklasifikasikan beragam ras manusia sejak lama menjadi pusat perhatian para antropolog. Ciri-ciri lahir berupa ciri morfologi yang sesungguhnya merupakan ciri-ciri fenotip yang terdiri dari (1) ciri kualitatif (warna kulit, bentuk muka, warna rambut dan lainnya) serta (2) ciri kuantitatif (berat dan ukuran badan, index cephalicus dan lainnya). Untuk mengukur ciri kuantitatif telah dikembangkan metode antropomentri yang senantiasa terus dipertajam. Metode klasifikasi ras manusia yang hanya berdasarkan morfologi ini kemudian ternyata kurang memuaskan karena ciri-ciri yang dimiliki para individu dalam kelompok manusia sangat kompleks.
Denagan begitu, klasifikasi yang hanya berdasarkan morfologi mulai ditinggalkan dan mulailah para ahli melakukan klasifikasi ras berdasarkan persamaan dan perbedaan ras dan percabangannya yang dinamakan metode filogenetik. Untuk melakukan klasifikasi ini diperlukan pengethuan mengenai ciri-ciri genotipe yaitu ciri-ciri pada gen yang tidak mudah diubah oleh berbagai proses mutasi, seleksi dan lainnya seperti misalnya gen untuk golongan darah A,B,C; gen untuk tipe darah MN; gen untuk mencium bau zat phenylthiocarbomide; dan lainnya. 
Dengan begitu telah berkembang metode klasifikasi berdasarkan frekuensi golongan darah. Kemudian diketahui bahwa ada wilayah-wilayah yang penduduknya memiliki satu golongan darah yang sama. Walaupun demikian dalam satu keluarga inti pun ada kemungkinan memiliki golongan darah yang berbeda. Namun di satu wilayah tertentu di muka bumi senantiasa akan nampak adanya suatu frekuensi tertentu dari jenis golongan darah yang sama. Walaupun dalam masyarakat orang Sunda terdapat semua tipe golongan darah, contohnya konon ada persentase yang tinggi (51%) yang berdarah O. Demikian pula suatu penelitian yang pernah dilakukan pada penduduk Tokyo (30.000 individu), ada suatu frekuensi tinggi orang  yang berdarah A dan B. Maka bila wilayah-wilayah dengan persentase-persentase golongan darah yang sama dihubungkan dengan garis-garis diatas sebuah peta (isogenes) mungkin kita akan memeroleh gambaran dari bangsa-bangsa yang dahulu berasal dari satu nenek moyang. Meski masih banyak kekurangan namun metode ini mulai banyak dipakai oleh ahli antropologi.
Berikut ini adalah sebuah klasifikasi ras manusia yang dibuat oleh A.L Kroeber yang jelas menggambarkan garis besar penggolongan ras-ras penting di dunia dan hubungannya satu sama lain dan hingga kini masih menjadi acuan bagi masyarakat.

1. Australoid
Penduduk asli Australia (bukan pendatang uklit putih)
2. Mongoloid
- Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Tengah dan Timur)
- Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Taiwan)
- American Mongoloid (Penduduk asli Amerika Utara dan Selatan yaitu orang Eskimo di Amerika Utara hingga penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan)
3. Kaukasoid
- Nordic (Eropa Utara dan Laut Baltik)
- Alpine (Eropa Tengah dan Timur)
- Mediterranean (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran)
- Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka)
4. Negroid
- African negroid (benua Afrika)
- Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, Filipina)
- Melanesian (Irian, Melanesia)
5. Ras-ras khusus (tidak dapat digolongkan ke dalam 4 ras pokok)
- Bushman (penduduk daerah Gurun Kalahari, Afsel)
- Veddoid (penduduk pedalaman Sri Langka dan Sulawesi Selatan)
- Polynesian (penduduk Mikronesia dan Polynesia)
- Ainu (penduduk pulau Karafuto dan Hokkaido, Jepang utara)

Selasa, 07 Juni 2016

Perbedaan Ekosistem Rawa Gambut dan Air Tawar - AGC Guru Honorer

Postingan kali ini kita akan belajar memahami perbedaan antara eksosistem rawa gambut dengan ekosistem rawa air tawar. Ekosistem rawa gambut pada dasarnya ditumbuhi oleh vegetasi yang spesifik atau memiliki ciri khas. Sama halnya dengan hutan rawa, hutan gambut dengan hutan rawa sering disebut dengan hutan rawa saja. Daerah diantara hutan gambut dan hutan rawa disebut hutan bergambut. Di dalam daerah hutan bergambut terdapat elemen-elemen pembentuk hutan rawa dan hutan gambut.
http://www.asknature.org/
Hutan rawa dan hutan gambut terdapat pada satu daerah dan biasanya hutan gambut merupakan kelanjutan dari hutan rawa. Disamping itu terdapat perbedaan antara hutan gambut dan hutan rawa yaitu: Hutan gambut memiliki lapisan gambut, yaitu lapisan bahan organik yang tebal dan dapat mencapai 1-2 m sedangkan hutan rawa, tebal bahan organiknya lebih tipis yaitu sekitar 0,5 m. Kedua hutan ini selalu hijau dan memiliki tajuk yang berlapis-lapis dengan berbagai jenis namun tidak selengkap hutan hujan. Biasanya didominasi oleh jens dikotil dan ketinggian nya dapat mencapai 30 m terutama di bagian tepi. Semakin ke tengah, vegetasi yang ada pada hutan gambut maka pohonnya akan semakin pendek. Ada saatnya di tengah hutan gambut dimana lapisan gambut dapat mencapai 2 m sering disebut hutan cebol.

Jenis vegetasi hutan gambut biasanya terdiri dari jenis Palmae, Pandanus, Podocarpus dan beberapa wakil dari famili yang terdapat pada hutan hujan seperti famili Dipterocarpaceae. Ph habitat rawa gambut berkisar di angka 3,2 dan bersifat hampir steril sehingga jumlah vegetasi di sana tidak terlalu banyak namun kebanyakan merupakan vegetasi khas. Komposisi vegetasi yang ada pada hutan gambut sangat tergantung pada gambutnya.
Gambut adalah suatu tipe tanah yang dibentuk dari sisa-sisa tumbuhan (akar, batang, dahan, ranting, daun dan lainnya) serta memiliki kandungan bahan organik yang sangat tinggi. Permukaan gambut seperti kerak yang berserabut menutupi bagian dalam yang lembab berisikan potongan kayu-kayu besar dan sisa tumbuhan lain.Gambut terbagi dua yaitu Gambut Ombrogen dan Gambut Topogen.
Gambut Ombrogen adalah tipe yang umum dijumpai dan berlokasi di dekat pantai dengan kedalaman solum mencapai 20 m. Air bertipikal sangat asam dan miskin zat hara (oligotropik) terutama kalsium. Permukaan tanahnya lebih tinggi dari permukaan air disekelilingnya dan tumbuhan yang tumbuh pada tanah ini menggunakan zat hara dari tumbuhan itu sendiri, dari gambut dan air hujan. Tidak ada zat hara yang berasal dari sumber lainnya.
Gambut Topogen adalah tipe gambut yang kurang umum dijumpai dan biasanya dibentuk pada lekukan - lekukan tanah. Vegetasi yang ada pada tanah ini mendapatkan zat hara dari  mineral tanah, air sungai, sisa tumbuhan dan air hujan. Gambut Topogen terdapat di pantai-pantai di balik bukit pasir dan daerah pedalaman di mana drainase nya terhambat. Tebal gambut ini biasanya sekitar 4 m dengan air yang bersifat agak asam dan mengandung zat hara cukup banyak (mesotrofik).

Eksosistem Rawa Air Tawar merupakan ekosistem dengan tipe habitatnya yang sering digenangi air tawar yang kaya akan mineral dengan pH di angka 6. Kondisi permukaan air tidak selalu tetap kadangkala naik dan kadang turun bahkan bisa mengering sekalipun. Ekosistem rawa air tawar ini ditumbuhi oleh beragam jenis vegetasi yang disebabkan oleh terdapatnya beragam jenis tanah pada rawa tersebut. Biasanya dalam ekosistem ini tidak terdapat banyak vegetasi.
Di beberapa daerah, rawa air tawar banyak ditumbuhi rumput dan ada pula yang hanya ditumbuhi pandan atau palem yang menonjol. Adapula yang menyerupai kenampakan hutan dataran rendah dengan akar tunggang atau akar napas maupun seperti penupang pohon. Cagar alam Way Kambas di Lampung termasuk dalam jenis ekosistem rawa air tawar. Berbeda dengan hutan rawa gambut, pada hutan rawa air tawar tidak terdapat kandungan gambut yang tebal dan sumber airnya berasal dari air hujan atau air sungai.

Perbedaan Suksesi Primer dan Sekunder - AGC Guru Honorer

Kali saya akan coba berikan penjelasan tentang perbedaan mendasar antara suksesi primer dengan suksesi sekunder. Tapi sebelum masuk ke perbedaan diantara kedua suksesi tersebut, saya jelaskan dulu tentang definisi suksesi. Suksesi adalah suatu proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai dampak dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan hal tersebut memerlukan waktu.
Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut sebagai klimaks. Dalam level ini, komunitas sudah mengalami homoestasis. Menurut konsep mutakhir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya. Baca juga: Jenis Lingkungan Hidup
http://projectshare.esc4.net/
1. Suksesi Primer
Jika ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali, sehingga komunitas awal menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan di tempat tersebut tidak ada lagi yang tersisa dan akhirnya menjadi habitat baru. Gangguan itu dapat terjadi karena faktor alam seperti erupsi, longsor atau karena tindakan manusia seperti pembukaan tambang dan pembalakan. Habitat tersebut secara perlahan searah namun pasti akan berkembang suatu komunitas dalam waktu tertentu yang lama akan mencapai suatu klimaks. Proses ini disebut dengan suksesi primer.
Batu-batuan yang pada ekosistem yang rusak total dimaksud karena pengaruh iklim yaitu pada siang hari akan kepanasan dan kering, pada malam hari atau saat hujan akan kedinginan atau basah terkena air hujan atau embun maka akan terjadi pelapukan (Baca Juga: Animasi Proses Pelapukan). Debu-debu atau pelapukan dari batu-batuan tersebut terdapat lapisan bahan organik yang dapat ditumbuhi oleh tetumbuhan sederhana seperti lumut kerak atau alga yang disebut juga sebagai tumbuhan pionie. Dengan kehadiran tumbuhan pioner tadi dan pengaruh iklim pelapukan terus terjadi dan semakin banyak, begitu pula bahan organik akan semakin tebal sehingga dapat ditumbuhi oleh organisme yang lebih tinggi tingkatannya seperti Spyrogira. Proses ini akan memerlukan waktu sekitar 20-25 tahun. Semakin lama bahan organiknya semakin tebal sehingga dapat ditumbuhi oleh tanaman setahun seperti herba. Dalam waktu sekitar satu abad habitat tersebut akan dapat ditumbuhi oleh tanaman tahunan dan dapat mencapai klimaks. Jika berlangsungnya suksesi ini dipengaruhi oleh iklim tersebut disebut dengan klimaks-klimatik dan jika dipengaruhi habitat disebut dengan klimaks-edaphik.

2. Suksesi Sekuder
Prosesnnya hampir sama dengan suksesi primer namun letak perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal dari habitatnya. Ekosistem tersebut mengalami gangguan namun tidak total dan masih menyisakan komunitas tertentu. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh kebakaran, kebanjiran ataupun oleh tangan manusia.Contohnya seperti tegalan-tegalan, padang ilalang, semak belukar bekas tambang atau kebun yang ditinggal pemiliknya. Baca juga: Teknik Pertanian Berkelanjutan

Tipe-Tipe Mahasiswa Jaman Sekarang - AGC Guru Honorer

Kali ini saya akan berikan postingan tentang tipe-tipe mahasiswa yang sedang kuliah pada jaman sekarang. Menjadi seorang mahasiswa memang salah satu episode kehidupan yang tidak terlupakan dan banyak kenangan mulai dari makan mie seharian karena habis duit, bolos kuliah sampai ngejar-ngejar tanda tangan dosen setengah mati. Bagi kalian yang sedang menjalani episode ini, nikmatilah saat-saat menjadi mahasiswa dengan sebaik mungkin tentunya dengan hal yang positif. Kalian tahu gak kalau saat ini ada banyak tipe mahasiswa dan menurut saya tipe ini akan berpengaruh di masa depannya kelak. Lantas kamu masuk tipe mana?Cek sendiri di bawah yang saya kutip dari berbagai sumber.
http://www.nyunyu.com/medias/2012/09/Ciri-Ciri-Mahasiswa-Baru5.jpg
1. KUPU-KUPU (Kuliah-Pulang, Kuliah-Pulang)
Mahasiswa jenis ini sangat minim aktifitas khususnya sosial, karena habis kuliah ia langsung pulang jadi yang dikejar adalah materi kuliah to. Biasanya mahasiswa tipe ini minim relasi dan minim alias kuper kali ya. Mahasiswa tipe ini banyak lho yang habis lulus sulit dapat kerja dan jodoh karena terlalu individualis kali ya. Tapi jika memang benar-benar yang dikejar ilmu, biasanya juga ntar kalau melamar kerja bisa cepat keterima karena nilai IPK nya tinggi.
2. BPJS (Budget Pas-Pasan Jiwa Sosialita)
Nah tipe mahasiswa yang satu ini doyan sekali up date terutama soal fashion dan gadget. Senang beli barang baru tiap bulan biarpun KW agar kelihatan kece dan senang buru diskonan karena kondisi keuangan defisit.
3. KUSIR KUDA (Kuliah Naksir-Kuliah Kandas)
Nah yang tipe ini nih tujuan kuliahnya gak jelas, bukannya cari ilmu malah cari gebetan yang banyak. Karena sibuk ngurusin "cinta monyet" akhirnya kuliahnya berantakan, lulusnya lama dan parahnya kandas juga akhirnya,ckckck.
4. KUNANG-KUNANG (Kuliah Nangkring-Kuliah Nangkring)
Tipe mahasiswa yang satu ini nih hobi banget menghabiskan waktu luang dan uang buat nongkrong bareng temen-temen di kafe atau angkringan lain. Pokoknya mahasiswa ini tahu banget lokasi tongkrongan paling asik se kota. Nangkring oke, tugas kuliah tetap harus beres juga ya.
5.  BELALANG (Bepergian Selalu Ngebolang)
Mahasiswa ini gak betah banget diem alias hobi traveling ke sana sini cari suasana baru. Biarpun tugas dosen banyak, duit pas-pasan yang penting bisa touring menyusuri keindahan indonesia. Hebat bukan?
6.CAPUNG (Cari Pinjaman Utang)
Nah mahasiswa ini tipikal suka ngutang sana sini, karena duitnya abis buat nge gaya kali ya. Jadinya nyusahin temen biasanya, giliran ditagih hutang malah marah.hee.
7. KURA-KURA (Kuliah Rapat-Kuliah Rapat)
Mahasiswa ini addict banget sama yang namanya organisasi dan biasanya juga karena terlalu ngurus organisasi jadinya kuliahnya suka agak lama lulusnya tapi ia punya relasi yang banyak. 
8. BELATUNG (Belum Terlalu Untung)
Mahasiswa ini mudah banget terbujuk rayu ama yang namanya bisnis terutama MLM yang nyuruh nyari downline. Tipe ini awalnya fokus kuliah tapi ketika udah tau yang namanya duit akhirnya terjebak di persimpangan padahal kuliah lebih penting. 

Nah kalian masuk tipe mana, jangan terlalu serius,,,nyengar-nyengir dikit gak papa.

Menyusuri Dasar Laut Purba di Pantai Jogan - AGC Guru Honorer

Kemarin Minggu Komunitas Blogger Jogja mengadakan acara Dolan Bareng ke wilayah Gunung Kidul tepatnya Pantai Jogan dan Pantai Siung. Saya pun ikut berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam acara tersebut. Perjalanan start dimulai dari Alfamart dekat Museum sekitar jam setengah 8 pagi. Rombongan berjumlah 9 orang berangkat menuju TKP melewati jalan raya Wonosari di bawah cuaca cerah pagi hari. Untuk menuju Pantai Jogan dan Pantai Siung anda tinggal ikuti arah ke Wonosari saja dan Pantai Baron. 
Masuk perbatasan Kabupaten Gunung Kidul, jalanan mulai merangkak memasuki kawasan geopark Pegunungan Sewu. setiap pemandangan yang terlihat di sisi kanan kiri jalan adalah batuan koral yang menandakan dahulunya daerah Gunung Kidul adalah dasar laut yang mengalami pengangkatan (uplift) oleh gaya tektonik selama jutaan tahun. Sungguh menakjubkan berjalan di atas dasar laut purba yang kini menjadi pegunungan. Jalanan sempit berliku dilalui sepanjang hampir 80 km dengan bukit-bukit karst yang menemani sepanjang jalan. Memasuki kawasan Pantai Jogan, motor kami harus masuk lewat jalan sempit non aspal dengan pohon jati di kanan kiri. Sampai di parkiran, deburan ombak yang menghempas karang sudah terdengar dan samudera lepas sudah di depa mata.
Pantai Siung
Pantai di Gunung Kidul ini memang berbeda dengan pantai biasanya karena karakteristiknya yang berupa pantai karang bukan pantai landai. Pantai Jogan merupakan salah satu destinasi wisata baru di Jogjakarta dan salah satu atraksi yang paling menarik di sini adalah adanya air terjun yang berasal dari aliran sungai kecil yang langsung menuju ke laut lepas. Anda dapat berfoto di atas air terjun dengan membayar jasa refling. Saat itu air laut sedang pasang naik jadi kami tidak bisa turun ke bawah tebing untuk berjalan-jalan di pinggir pantai yang berupa karang.
Refling di Pantai Jogan
Setelah kurang lebih 1 jam setengah di sana, perut mulai keroncongan dan kami bergegas menuju Pantai Siung yang jaraknya tidak jauh dari Pantai Jogan. Pantai Siung memiliki panorama pasir putih yang indah ditambah tebing-tebing karang menjulang tinggi. Berbeda dengan Pantai Jogan, Pantai Siung memiliki morfologi yang landai dan lebar sehingga bisa untuk berenang. Di pantai, tenda-tenda sudah disediakan untuk berbaring dan istirahat. Sebenarnya saya ingin berenang cuma tidak bawah baju ganti jadi lain kali aja deh. Banyak sekali wisatawan yang berkunjung ke objek wisata baru ini. Sebelum pulang, makan siang dengan menu seafood menjadi pilihan utama dan wajib kala pergi ke pantai. Baca juga: Mau?Lezatnya Bakso Khas Tasikmalaya.

Senin, 06 Juni 2016

5 Macam Taraf Berfikir Manusia - AGC Guru Honorer

Seorang pendidik tentunya harus memahami tujuan pengajaran yang akan disampaikan pada muridnya. Ada dua hal yang diperhatikan seorang pendidik sebelum memberikan pengajaran yaitu tingkat kesulitan materi dan tingkat kemampuan berfikir anak. Pada postingan ini akan dijelaskan mengenai 5 tahap berfikir manusia. Seorang mahasiswa dapat dipaksa untuk memecahkan sendiri beberapa persoalan atau soal tertentu namun seorang siswa berumur 9 tahun tentunya belum dapat terus menerus disuruh melakukan hal serupa. Dengan kata lain seorang pengajar perlu memerhitungkan tingkat kemampuan berfikir murid sesuai dengan hasil proses belajar yang pernah mereka alami. Setiap pemecahan masalah memerlukan taraf berfikir paling tinggi dan paling sulit. Untuk mengetahui jenis latihan dan macam tugas yang dapat mendorong mahasiswa melakukan kerja pikir hingga sampai taraf tertentu, pengajar perlu mengetahui macam taraf berfikir. Berikut ini taraf berfikir menurut para psikolog dan sering disebut juga sebagai taxonomy.
Taraf 1. Belajar reseptif atau menerima (reception learning)
Bahan pelajaran atau bahan kuliah disajikan dalam bentuknya yang telah jadi. Pendengar hanya tinggal menerima dan menyerapnya saja. Mereka tidak perlu melakukan kerja pikir untuk memahaminya. Pengajar tidak perlu merangsang terjadinya suatu proses dalam diri murid.
Contoh 1: Pada murid kelas 2 SMP seorang guru menyatakan bahwa pada suhu nol derajat Celcius air akan menjadi es.Murid akan menerima dan menyerap informasi tersebut. Kemudian pada waktu ulangan guru akan mengajukan pertanyaan sebagai berikut : "Pada suhu berapa derajat celcius air akan menjadi es?". Untuk menjawab pertanyaan tersebut murid harus menggali ingatan mereka tentang informasi yang sebelumnya pernah diajarkan. Kalau informasi itu keluar dari ingatan mereka maka jawaban tersebut akan benar. Pada contoh tersebut guru tidak perlu menjelaskan sesuatu dan murid juga tidak perlu menguraikan sesuatu. Ia hanya menyampaikan informasi dan menerimanya. Pada waktu ulangan atau ujian murid hanya harus mengungkapkannya kembali.

Taraf 2. Pemahaman (Comprehenship)
Untuk mengajarkan suatu definisi, murid diharapkan dapat melakukan kerja pikir pada taraf ini. Guru menyampaikan isi pelajaran atau isi kuliah dan murid harus membuat deskripsi tentang apa yang dijelaskan. Tahap ini disebut sebagai concept-learning. Uraian diberikan sedemikian rupa sehingga lambat laun gambaran isi pengertian yang diajarkan itu terbentuk dalam benak murid. Contohnya: Seorang pengajar ilmu statistik memberikan kuliah tentang perhitungan kemungkinan (probabilitas) kepada mahasiswanya. Uraian tentang perhitungan kemungkinan itu akan diberikan dalam 3 jam kuliah. Ia megingatkan kepadamahasiswa agar mengikuti kuliahnya dan mereka harus menyerap pengertian tentang rumus probablititas. Mahasiswa harus dapat mengenal pengertian itu kembali jika mereka menemukannya di tempat lain. Misalnya saja suatu saat mereka menghadapi persoalan statistika. Mereka harus dapat memprakirakan apakah soal itu akan bersangkutan dengan perhitungan probabilitas. Untuk itu mereka harus ingat bahwa perhitungan probabilitas merupakan bagian ilmu statistik. Tujuan pengajar adalah setelah tiga jam kuliah para mahasiswa harus dapat mengerti perhitungan kemungkinan, mengenal jenisnya, mengingatnya, menamakannya serta mengklasifikasinnya. Tuntutan terhadap murid tidak lebih dari itu. Berbeda dengan taraf pertama, karena kalau pada taraf kedua mahasiswa sendiri yang mengidentifikasikan, menamakan serta mengklasifikasinnya. Mereka harus mengubah informasi yang diterima dan menjadikannya sebagai suatu definisi. Kerja pikir yang dilakukan oleh mahasiswa sendiri pada taraf ini hanya menyusun saja. Ini berarti tidak lain hanya mengurutkan dan menyusun informasi itu. Baca juga:Kelebihan Pendidikan Finlandia

Taraf 3. Aplikasi (Application)
Kalau murid harus menerapkan hal yang telah diajarkan, maka pekerjaan itu lebih tinggi sedikit daripada pekerjaan yang mereka lakukan pada taraf kedua. Pada taraf ini pengajar menuntut murid melakukan sesuatu berdasarkan pengertian yang telah diajarkan. Mereka harus dapat merumuskannya sendiri. Mereka harus dapat menyusun pandangan yang jelas. Contoh: Pengajar menjelaskan seluk beluk motor bensin kepada murid di kelas 2 SMP. Setelah penjelasan itu pengajar menuntut murid dapat membandingkan prinsip motor bensin dengan prinsip yang lain. Mereka harus dapat membedakan antara jenis motor bensin dengan jenis motor lainnya dan harus dapat menggambarkannya. Jadi pada taraf ini siswa harus dapat melakukan sesuatu. Mereka harus menerapkan sesuatu dari hal yang telah diajarkan dan membandingkannya. Guru menentukan hal yang harus dilakukan oleh muridnya. Pada kasus ini pengajar memaksa murid untuk membuat perbandingan, mengaitkan, merumuskan dan menggambarkan. Baca juga: 7 Layanan Wajib Konseling Sekolah

Taraf 4. Analisa dan Sintesa (Analyze and Syntesis)
Pada level ini murid harus dapat menerangkan kaitan-kaitan yang ada dalam hal yang diajarkan (sintesa). Pekerjaan tersebut baru dapat dilakukan jika murid sebelumnya telah menganalisanya. Selain harus dapat menerangkan kaitan-kaitan yang mungkin dari hal yang telah diajarkan murid juga harus dapat membuat kombinasi unsur-unsurnya menjadi suatu kesatuan.
Diberikan disini suatu contoh dalam bentuk yan mudah: Dalam pelajaran ilmu bumi di kelas 1 SMP seorang guru telah menerangkan mengapa kota Jakarta menjadi ibukota negara Indonesia. Murid dipaksa melakukan kerja pikir pada taraf ini bila mereka harus menjelaskan mengapa penunjukkan kota Sukabumi sebagai ibukota negara Indonesia merupakan suatu hal yang tidak masuk akal. Mereka harus menerangkan mengapa kota Sukabumi tidak akan menjadi ibukota negara. Mereka harus dapat menilai, apakah gedung-gedung dan alat-alat komunikasi yang ada di sana mencukupi. Mereka harus dapat memprakirakan sarana-sarana apa saja yang diperlukan untuk ibu kota negara dan lainnya. Lalu apa yang harus dikerjakan oleh murid?. Mereka harus terlebih dahulu menganalisa arti "menjadi ibu kota negara". Hasil dari analisa itu dibandingkan dengan yang ada di kota Sukabumi. Kemudian mereka harus membuat sintesa dengan menjumlahkan hal-hal yang menyebabkan kota Sukabumi tidak cocok sebagai ibukota negara. Hasil kesimpulannya akan menjelaskan apakah murid telah memahami pengertian "menjadi ibukota negara".

Taraf 5. Evaluasi dan Mencipta (Evaluate and Create)
Pada level ini murid dipaksa berfikir sendiri secara kreatif untuk mencari pemecahan suatu masalah. Hal terpenting dalam taraf ini adalah timbulnya pengertian baru. Murid harus dapat menghasilkan kreasi baru. Kalau seorang murid didorong untuk berfikir secara kreatif dan ia tidak dapa, itu berarti sebelumnya ia belum sepenuhnya dapat melakukan taraf berfikir yang keempat.
Kecuali harus menghasilkan suatu kreasi baru, masih ada tambahan khusus sebagai suatu hal baru bagi murid. Mereka harus mampu menentukan bagian-bagian dan selanjutnya menggabungkan bagian-bagian itu menjadi sesuatu yang baru. Jadi tidak hanya menganalisa dan kemudian membuat sintesa seperti level keempat. 
Disini hasil sintesa harus mengarah pada sesuatu yang baru. Berikut ini contohnya: Para mahasiswa tahun keempat jurusan teknik arsitektur telah mempelajari cara merancang suatu bangunan, cara membuat gambar dan perhitungan yang diperlukan. Kemudian pengajar mengajukan pertanyaan seperti ini, "Dapatkan pada sebidang tanah ini didirikan gedung bertingkat 5 yang digunakan sebagai kantor administrasi universitas kita?" Jawaban dari pertanyaan itu jelas belum ada. Mahasiswa harus mencarinya sendiri antara lain dengan meneliti keadaan tanahnya, jenis bahan bangunan yang diperlukan serta jenis sarana yang tersedia. Mahasiswa harus menemukan, menghitung, mencari, bertanya pada diri sendiri, menerapkan, menganalisa, mengsintesa dan sebagainya. Hasil dari semuanya itu merupakan jawaban atas pertanyaan tadi. Jawaban bukan sekedar "ya" atau "tidak" melainkan harus disertai saran-saran dan alasan. Dengan jawaban seperti itu mahasiswa telah mampu menemukan sendiri sesuatu yang benar-benar baru. Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa taraf berfikir paling tinggi tidak kan tercapai tanpa empat taraf berfikir sebelumnya. Baca juga: Kelebihan Kurikulum Cambridge

Animasi Gerak Semu Tahunan Matahari - AGC Guru Honorer

Bumi merupakan planet yang memiliki sumbu putar 23,5 derajat terhadap bidang ekliptika. Kok sumbu putarnya tidak 45 atau 90 derajat saja?. Sumbu putar dengan nominal demikian sudah didesain oleh Allah SWT agar terjadi pergantian musim yang teratur di planet ini sehingga kehidupan bisa berlangsung optimal. Dalam materi bab atmosfer, tentu kalian akan mempelajari tentang gerak semu tahunan matahari dan kalian harus paham mengapa pada bulan Juni di Eropa bisa musim panas sedangkan di Australia musim dingin dan mengapa di Indonesia tidak ada musim dingin. Semua itu ada kaitannya dengan sumbu putar bumi tersebut yang berdampak pada perbedaan sudut datang dan intensitas penyinaran pada masing-masing daerah. Menjelaskan materi ini jika tidak didukung oleh bantuan animasi nampakanya agak sulit dan saya pun pernah mengalaminya, jadi saya coba cari animasinya untuk membantu siswa di kelas. Supaya kamu tidak bingung, coba lihat animasi tentang bagaimana gerak semu tahun matahari di bawah ini. Diskusikan dengan guru kamu atau temanmu sampai paham. Keterangannya sudah lengkap mulai dari pergerakan hingga arah sudut datang matahari nya. Selamat belajar. Sumber: http://astro.unl.edu/

Bagaimana Terbentuknya Pemukiman atau Kota? - AGC Guru Honorer

Pemukiman penduduk adalah salah satu fenomena yang lumrah terjadi di berbagai kota khususnya di Indonesia. Bahkan beberapa kota berkembang dari pusat pemukiman. Terbentuknya kota-kota di Indonesia dapat dikemukakan berdasarkan beberapa hipotesa. Seandainya ada suatu daratan yang luas kemudian punya potensi yang sama dan pada daratan itu ditempati keluarga-keluarga secara merata dengan jarak yang sama antara satu dengan lainnya maka cepat atau lambat akan terjadi konsentrasi domisili keluarga-keluarga tersebut. Hal ini terjadi baik karena kebutuhan sosial maupun karena pertimbangan ekonomi. Kebutuhan sosial, antara lain kebutuhan tolong menolong, bertukar pikiran, berteman, melakukan pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan sendiri atau alasan keaaman. 
Sunda Kelapa, Pintu Gerbang Jakarta
Konsentrasi domisili berdasarkan pertimbangan ekonomi terutama muncul karena bakat dan keahlian yang berbeda yang akan menciptakan spesialisasi. Artinya kebutuhan keluarga tidak lagi dihasilkan oleh masing-masing keluarga namun cukup mengonsentrasikan diri pada kegiatan tertentu sedangkan kebutuhan lainnya diperoleh melalui pertukaran jual beli.
Spesialisasi ini sendiri akan meningkatkan produktifitas dan menekan ongkos serta menambah jenis dan jumlah produksi. Namun karena masing-masing keluarga hanya menghasilkan produk tertentu terjadilah pertukaran barang yang akhirnya menciptakan perdagangan. Perdagangan berbagai komoditas yang terkonsentrasi di suatu lokasi akan menolong konsumen dan produsen. Konsumen cukup mendatangi satu tempat untuk memeroleh seluruh kebutuhannya dan produsen mudah memperoleh bahan baku dan menjual hasil produksinya. Karena adanya keuntungan yang diperoleh pada lokasi terjadinya jual beli, baik sebagai produsen atau sebagai perantara maka banyak keluarga yang tertarik untuk pindah dari tempat lain ke lokasi perdagangan tersebut. Untuk suatu wilayah yang luas maka tidak hanya terdapat satu tempat konsentrasi seluruh daratan yang luas itu akan terbagi-bagi ke dalam beberapa tempat konsentrasi, dengan masing-masing memiliki wilayah pengaruh (daerah belakangnya).
Ketika manusia bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain, manusia memiliki kecenderungan untuk mengikuti alur lalu lintas yang sudah lazim digunakan orang lain. Awalnya hal ini dilakukan untuk menghindari jangan sampai  tersesat dan memberi kepastian bahwa alur itu akan membawanya ke tempat yang dituju. Lambat laun, alur itu memberikan berbagai kemudahan bagi pelaku migrasi misalnya tempat istirahat, kafe, penginapan dan lainnya. Karena tujuan perjalanan yang berlainan, maka alur jalan tersebut memiliki cabang atau persimpangan. Persimpangan inilah yang seringkali tumbuh menjadi tempat konsentrasi penduduk dan pemukiman.
Persimpangan yang memiliki kesempatan untuk berkembang menjadi pusat konsentrasi adalah yang jumlah pelalu lintasnya cukup besar dan lokasi itu menjadi lokasi transit. Para imigran ini terpaksa atau merasa perlu untuk beristirahat, menginap atau tinggal beberapa hari di sana untuk berbagai alasan.
Itulah sebabnya mengapa sebagian besar kota-kota di Indonesia berada di dekat pantai karena hubungan antar pulau memerlukan adanya transit di tepi pantai. Kota-kota lain di pedalaman pun umumnya dapat bertahan sebagai kota karena memiliki banyak cabang jalan. Suatu tempat konsentrasi bisa juga terbentuk dikarenakan tempat itu diputuskan sebagai pusat kerajaan atau pemerintahan tetapi setelah hilangnya masa kerajaan, tempat itu hanyak bisa bertahan sebagai tempat konsentrasi kalau di tempat itu sudah terdapat banyak cabang jalan ke berbagai tujuan.Suatu lokasi bisa juga menjadi tempat konsentrasi karena hal-hal khusus yang menarik orang untuk datang ke lokasi tersebut. Contohnya ditemukannya satu bahan galian, daerah tujuan wisata, dibukanya proyek besar dan lainnya. 

Rumus Proyeksi Migrasi Penduduk Masa Lalu - AGC Guru Honorer

Sudah menjadi hal umum bahwa pertambahan jumlah penduduk tidak hanya disebabkan oleh pertambahan alamiah (kelahiran dan kematian) namun juga disebabkan oleh pertambahan akibat pengaruh migrasi (penduduk masuk dan keluar). Pertambahan penduduk pendatang banyak terjadi di kota besar seperti Jakarta, Bekasi, Makassar, Bandung dan Surabaya. Ada penduduk yang pindah secara permanen namun ada juga yang hanya pindah sementara (komuter) karena alasan tertentu misalnya kerja atau kuliah.
Kedua golongan penduduk yang demikian dapat dikatakan sebagai penduduk yang mobile atau bergerak. Golongan pertama merupakan pergerakan dengan frekuensi rendah sedangkan golongan kedua merupakan pergerakan dengan frekuensi tinggi.
Secara hukum, penduduk yang berpindah tempat harusnya tercatat atau terdaftar baik pada tempat tinggal yang baru maupun pada tempat tinggal yang lama. Tidak demikian halnya dengan penduduk yang pindah sementara, tetapi secara administrasi tidak pindah tempat tinggalnya. Karena tidak tercatat penduduk yang mobile dengan frekuensi tinggi ini sulit untuk diikuti pergerakannya. Tetapi mudah diduga bahwa di kota besar terdapat sejumlah besar orang yang tinggal sementara seperti pedagang asongan, turis, petugas dinas atau orang yang sedang kuliah. Mungkin saja ada hubungan antara besarnya arus migrasi dengan jumlah orang yang tinggal sementara di suatu daerah. Dengan kata lain di kota atau daerah yang memiliki angka migrasi besar akan besar pula jumlah orang yang tinggal sementara di situ. Banyak pula orang yang pindah setelah tamat mencari kerja di kota dan tidak lagi kembali ke tempat asalnya. Ada juga kasus dimana seseorang terdaftar pada dua tempat sekaligus (punya 2 KTP) dan hal ini menjadikan administrasi kependudukan dan migrasi menjadi rumit.
Proyeksi atau taksiran migrasi di masa lalu diperlukan agar dapat membuat proyeksi untuk masa depan dengan lebih tepat. 

Taksiran Migrasi Masa Lalu
a. Metode Sisa
Metode ini menggunakan cara bahwa pada tahap awal kita mengabaikan migrasi penduduk. Dengan demikian pertambahan penduduk suatu daerah dalam kurun waktu tertentu adalah sama dengan selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian di daerah tersebut. Jika jumlah penduduk yang sebenarnya berbeda dengan perubahan secara teori (selisih kelahiran dan kematian) maka perbedaan tersebut dianggap sebagai akibat migrasi selama kurun waktu tersebut. Maka persamaan matematikanya adalah sebagai berikut:

M  =  (Pt-Po) - N
M  = Migrasi selama kurun waktu analisa
Pt  = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
N  = Pertambahan secara alami selama kurun waktu analisa

Ketepatan metode ini tergantung pada ketelitian pencatatan pertambahan secara alami selama kurun waktu analisa. Bila dari data statistik atau catatan kantor pemerintah seperti kepala desa/lurah, BKKBN, diperoleh jumlah kelahiran dan kematian selama kurun waktu analisa, selisih dari kelahiran dikurangi kematian menunjukkan perubahan secara alamiah. Dengan demikian persamaan matematika untuk menghitung banyaknya migrasi menjadi berikut:

M = (Pt-Po) - (B - D)
B  = Jumlah kelahiran selama kurun waktu analisa
D  = Jumlah kematian selama kurun waktu analisa

Sekali lagi ketepatan metode ini sangat tergantung pada kebenaran catatan kelahiran dan kematian pada wilayah yang dianalisa. Ada baiknya catatan ini direkap dari berbagai sumber dan di cocokan kembali untuk mendapatkan angka yang dianggap paling mendekati kebenaran.

b. Sensus
Metode ini adalah dengan cara menganalisa data kependudukan yang didapat dari sensus. Dalam sensus ini berbagai data/karakteristik penduduk turut ditanyakan dan ini dapat digunakan untuk meramalkan besarnya migrasi. Dalam metode ini berbagai karakter kependudukan yang dianalisa/digunakan adalah sebagai berikut:
1. Data tanggal dan tempat kelahiran untuk membandingkan tempat lahir dan tempat tinggal sekarang.
2. Data tempat asal sebelumnya dan kapan pindah ke tempat sekarang, untuk membandingkan tempat tinggal saat ini dengan sebelumnya. Dalam hal ini derajat ketelitian aliran penduduk tergantung pada kelengkapan dan kebenaran jawaban responden.
3. Data suku, karena tingkat migrasi antar suku juga sangat berbeda. Suku Padang dan Batak di Sumatera sedangkan suku Jawa banyak melakukan migrasi karena terkait program pemerintah atau tugas instansi.

Dalam data kelahiran, tercatat tempat kelahiran dan data asal domisili, tercatat tempat tinggal pada tahun t (tahun terrtentu) dan kapan pindah ke situ dan berasal dari daerah mana. Dengan demikian, diketahui dimana dia tinggal pada tahun 0 (misalnya 10 tahun sebelum tahun t). Dari kumpulan data itu dapat diperkirakan berapa yang pindah rata-rata setiap tahun atau setiap 10 tahun dan juga diketahui daerah tujuan dan daerah asal.

c. Pencatatan Penduduk (registrasi)
Registrasi adalah pencatatan penduduk secara berkesinambungan dan mencatat setiap perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain. Hal ini dapat dilakukan melalui surat permintaan pindah dan di tempat tujuan adanya ketentuan untuk melapor ke kepala desa atau lurah setempat. Dalam analisa penduduk, registrasi ini memiliki daya guna yang sangat penting apabila registrasi benar-benar mencatat perihal penduduk secara lengkap. Keuntungan memakai metode ini adalah data dapat diklasifikasikan menurut berbagai macam cara misalnya tempat awal, umur pada saat pindah, alasan pindah, dan lain-lain sehingga lebih berguna dalam menganalisis terjadinya migrasi karena dapat menjelaskan arah, ciri migran dan penyebab migrasi. Walaupun sudah diwajibkan di Indonesia, metode registrasi ini belum memberikan hasil yang maksimal karena faktor kesulitan administrasi seperti arsip hilang, kesulitan biaya, pendatang tidak melapor, telat melapor ke BPS dan lainnya.

Minggu, 05 Juni 2016

Metode Proyeksi Penduduk Berdasarkan Jumlah Rumah - AGC Guru Honorer

Jika kamu sudah belajar materi bab dinamika penduduk tentu kamu sudah mempelajari rumus proyeksi penduduk. Selain menggunakan rumus matematika geometri, proyeksi penduduk juga dapat dilakukan dengan metode lain yaitu dengan menggunakan jumlah rumah. Metode proyeksi ini masuk dalam kategori proyeksi penduduk menurut lokasi karena proyeksi langsung terkait dengan potensi (daya tarik) lokasi yang diproyeksikan.
Untuk suatu wilayah perkotaan atau pinggiran kota yang sudah terbangun atau sebagian besar sudah terbangun, proyeksi penduduk tidak perlu terikat pada pertumbuhan demografis/ pertumbuhan masa lalu tetapi terkadang lebih tepat dikaitkan dengan kapasitas lahan maupun proyeksi jumlah rumah yang akan tersedia di lokasi tersebut di masa yang akan datang. Perkembangan jumlah penduduk di perkotaan/pinggiran kota seringkali dipengaruhi oleh kegiatan para pengembang perumahan (real estate developer)
http://www.algemeiner.com/wp-content/
uploads/2011/06/Settlement.jpg
Pada wilayah yang akan dibangun oleh pengembang perumahan, jumlah penduduk akan bertambah dengan cepat bukan saja dari penghuni kompleks perumahan tersebut namun juga oleh masyarakat lain di sekitarnya yang melihat ada kesempatan berusaha di sekitar lokasi tersebut. Langkah-langkah proyeksi penduduk dengan metode ini adalah:
1. Mencari data tentang penggunaan lahan, dimana akan dihitung jumlah lahan yang akan dijadikan perumahan. Perlu diingat tidak semua lahan kosong dapat dibangun perumahan. Lahan yang tidak dapat dibangun perumahan antara lain kemiringan tanah di atas 30%, lahan yang sering banjir, lahan untuk rencana jalan, daerah penghijauan kiri-kanan sungai dan lahan yang sudah dialokasikan untuk fasilitas sosial lain.
2. Jumlah penduduk dan jumlah rumah tangga yang tinggal menerap di wilayah tersebut saat ini.\
3. Dari poin 1 dan 2 dapat dihitung kepadatan penduduk per hektar nya.
4. Dicari data tentang jumlah rumah tinggal saat ini.
5. Dari poin 2 dan 4 dapat dihitung jumlah penduduk per rumah saat ini.
6. Kemudian proyeksikan jumlah rumah baru di masa depan. Jumlah rumah yang baru ini sumbernya berasal dari pembangunan oleh masyarakat dan pembangunan oleh pihak pengembang. Jumlah yang dibangun masyarakat dapat menggunakan tren masa lalu sedangkan yang dibangun oleh pengembang dapat dilihat dari izin prinsip yang telah diberikan.
7. Proyeksikan jumlah penduduk per rumah untuk masa yang akan datang, kecenderungan saat ini, besarnya jumlah penduduk per rumah menurun.
8. Hitung pertambahan penduduk di masa yang akan datang yaitu dengan mengalikan pertambahan rumah dengan jumlah penduduk per rumah di masa yang akan datang.
9. Teliti kembali bahwa kepadatan penduduk yang diproyeksikan belum mencapai kepadatan maksimum dan kepadatannya tidak terlalu jauh di atas kepadatan wilayah tetangga. Baca Juga: Rumus Proyeksi Penduduk Geometris

4 Faktor Utama Pembentuk Harga Pasar - AGC Guru Honorer

Pernahkan kamu membeli barang misalnya di kota Jakarta harganya 50.000 rupiah namun di kota Bandung harganya 40.000 rupiah di pasaran?. Mengapa bisa terjadi perbedaan harga pasar do berbagai wilayah?. Harga pasar dari suatu sumber daya ekonomi belum tentu menggambarkan nilai ekonomi yang sebenarnya untuk menghasilkan atau memperoleh barang tersebut. Nilai ekonomi adalah nilai yang berperang dalam input dan output suatu produksi yang berdampak mengubah pendapatan nasional. Nilai ekonomi tersebut dinamakan shadow price atau accounting price (harga bayangan ataupun harga yang dipakai dalam perhitungan ekonomi). Ada setidaknya 4 daktor yang membuat harga pasar tidak sama dengan nilai ekonominya, yaitu:
1. Nilai Tukar Valuta Asing
Nilai tukar valuta asing pada kurs resmi seringkali tidak menggambarkan langkanya valuta asing. Di banyak negara berkembang seperti Indonesia misalnya, kurs gelap valuta asing lebih tinggi dibanding kurs resmi. Ini dapat mendeskripsikan bahwa kurs resmi valuta asing terlalu rendah dan perlu dinaikan supaya ada keseimbangan antara permintaan dan penawaran. 
Pada negara yang memiliki kurs gelap, perlu penyesuaian yang cukup besar atas kurs resmi yang berlaku. Namun pada negara berkembang yang kurs gelapnya tidak ada atau kurs resmi dan kurs yang terjadi di pasar tidak berbeda, maka hanya perlu sedikit penyesuaian. Memang terdapat keseimbangan permintaan valuta asing pada kurs resmi tersebut. Akan tetapi hal ini karena adanya berbagai peraturan yang menghambat impor. Seandainya hambatan impor ini dihilangkan dan tarif bea masuk sama seperti negara maju lain, kurs itu mungkin akan lebih tinggi lagi. Jadi masih perlu sedikit penyesuaian meski tidak setinggi seperti negara yang masih memiliki kurs gelap. Dalam beberapa studi di Indonesia dipakai faktor konversi 1,075 artinya kurs remsi dikali 1,075. Bila dalam biaya proyek terdapat bahan dan alat yang diimpor atau upah tenaga ahli yang dibayar dalam mata uang asing maka nilai rupiahnya harus dikalikan faktor konversi tersebut.
2. Pajak
Pajak adalah suatu transfer payment artinya pembayaran bukan karena imbalan jasa. Pajak tidak menggambarkan biaya ekonomi. Kalau di dalam sebuah proyek pembangunan jalan perlu membeli peralatan yang harga pasarnya 100 juta rupiah dalam harga itu ada unsur pajak sebesar 20% sehingga harga ekonominya hanya 80 jutaan. Artinya seandainya tidak ada pajak maka barang itu harga di pasarnya adalah 80 jutaan. Perlu diingat bahwa tarif pajak tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu padahal sebagai sumber ekonomi nilai/fungsi alat tersebut tetaplah sama. Pajak yang harus dikeluarkan dari unsur biaya/manfaat adalah semua pajak tak langsung seperti bea cukai dan pajak pertambahan nilai.
3. Upah Karyawan
Upayah tenaga kerja atau karyawan tidak selalu menggambarkan adanya kondisi keseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Hal ini terlihat dari selalu adanya pengangguran. Dari sudut lain misalnya, biaya penggunaan seorang tenaga kerja kepada proyek tertentu adalah hilangnya manfaat karena karyawan harus meninggalkan tempat pekerjaan lama (benefit forgone). Misalnya, dibangun sebuah proyek jalan yang melintasi suatu desa dan pekerja proyek diambil dari masyarakat desa tersebut. Proyek membayar pekerja 20.000 rupiah per hari sedangkan pada perkerjaan yang ditinggalkannya (bertani), nilai tambah pendapatan mereka rata-rata 15 ribu rupiah per hari. Maka kerugian ekonomi dari menarik pekerja tersebut dari pekerjaan yang lama adalah 15.000 per hari. karena sulitnya menghitung shadow price tenaga kerja ini secara tepat sering digunakan pendekatan yaitu upah yang dibayar dikalikan (1-tingkat pengangguran).
4. Suku Bunga
Tingkat suku bunga yang berlaku di pasar (bank komersil) tidak menggambarkan biaya ekonomi yang sebenarnya karena pada tingkat suku bunga tersebut terdapat unsur inflasi dan resiko. Dalam analisis ekonomi, unsur inflasi dan resiko dalam suku bunga dianggap tidak ada. Biasanya dalam menetapkan besarnya tingkat suku bunga ekonomi adalah lebih rendah dari suku bunga bank. Dalam beberapa studi di Indonesia, pernah dipakai angka 9%, 12% dan 15% tergantung pada jenis proyek yang akan akan dievaluasi dan kondisi makroekonomi pada kala itu, padahal tingkat suku bunga bank umum selalu di atas 20% per tahun.