Senin, 30 Mei 2016

Autis Pada Anak: Sejarah dan Gejalanya - AGC Guru Honorer

Autism atau autis adalah sebuah gangguan yang memengaruhi perkembangan sosial, emosi dan perilaku anak. Autis ditandai dengan kesulitan dalam hal interaksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Gejala autis biasanya muncul sebelum usia tiga tahun dan dapat terus berlangsung seumur hidup. Autis empat kali lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibanding perempuan. Autis berasal dari kata Yunani "auto" yang berarti "diri" dan mengacu pada penarikan diri dari dunia luar. Psikiater Leo Kanner pertama kali menggambarkan gangguan ini pada tahun 1943. Autisme pada awalnya dianggap sebagai bentuk skizofrenia namun sejak tahun 1960an dikenal sebagai gangguan perkembangan yang berbeda. Peneliti modern kini mengidentifikasi ciri-ciri autisme dengan keparahan berbeda tiap anak-anak.
Penyebab utama autis menjadi area utama penelitian dan perdebatan. Studi menunjukkan bahwa autis sering dikaitkan dengan kelainan dalam fungsi otak dan gangguan yang mungkin memiliki pengaruh genetik dalam banyak kasus.
Mengasuh dan membesarkan anak autis memang menjadi tantangan khusus bagi keluarga. Tidak ada obat bagi sindrom ini tetapi beberapa perawatan dan terapi dapat mengurangi gejala-gejala yang muncul. Beberapa anak autis mungkin saja membutuhkan perawatan khusus seumur hidupnya sementara yang lainnya dapat belajar mandiri dalam lingkungannya.
http://www.ourtimebd.com/
Jumlah anak penderita autis yang terdiagnosa meningkat sejak tahn 1990an. Hingga pertengahan 90-an autisme diperkirakan terjadi pada satu dari 3.000 anak. Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa autisme terjadi  pada 1 dari 500 anak. Di negara maju seperti Amerika Serikat saja diperkirakan ada 560.000 anak penderita autis.
Kenyataan tentang mengapa semakin banyak laporan kasus autisme telah meningkatkan metode standar untuk mengenali gejala autisme terutama di kalangan ahli medis dan media. Anak dan dewasa dengan gejala autis ringan mungkin dapat terdiagnosa saat ini dibanding 15 tahun lalu. Di lain pihak beberapa peneliti percaya bahwa jumlah peningkatan resiko autisme merupakan faktor lingkungan yang telah berubah drastis selama ini. Meski belum ada data ilmiah yang saat ini dapat membuktikan keterkaitan autisme dengan lingkungan namun faktor lingkungan mungkin dapat berpengaruh seperti bahan kimia beracun, vaksin, polutan, makanan, infeksi dan pengaruh obat-obatan.
Penjelasan ilmiah lain yang belum terpecahkan adalah mengapa anak laki-laki 4 kali lebih banyak terjangkit sindrom ini dibanding perempuan. Perempuan dengan autis cenderung menunjukkan gejala yang lebih berat dan gangguan mental. Untuk lebih memahami tentang autisme akan dijelaskan pada postingan berikut nya. Baca juga: Ciri-Ciri Anak Autis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar