Siapa tidak mengenal jerapah, hewan berleher panjang ini tentunya memiliki keunikan tersendiri. Jerapah merupakan hewan asli benua Afrika dan banyak di temukan di savana-savana. Berikut ini fakta unik tentang jerapah sang leher panjang. Sumber: WA
Kondisi Fisik
pic:http://perthzoo.wa.gov.au/wp-content/ |
Jerapah memiliki cara jalan yang unik yaitu kedua sisi kaki begerak pertama di susul sisi kaki yang lain. Kecepatan lari maksimum jerapah dapat mencapai 55 km per jam meski memiliki kaki yang panjang.
Diet
Jerapah adalah hewan herbivora yang berarti mengonsumsi tumbuhan. Menurut Giraffe Conservation Foundation, hewan ini dapat beradaptasi dengan tanaman atau jenis vegetasi yang ada di daerah masing-masing. Jerapah menghabiskan setiap hari dengan makan yang dapat mencapai 45 kg terutama makan daun dan tunas pohon serta semak-semak. Di padang savana, jerapah makan daun akasia dan rumput kering. Mereka juga mungkin makan tanaman merambat, bunga, buah-buahan terutama di musim hujan. Jerapah menggunakan leher, mulur dan bibir mereka untuk mencapai daun-daun di ujung pohon. Pejantan lebih banyak makan dibanding betina dan kadang jerapah juga menjilati bangkai hewan dan tulang belulang.
Habitat dan Penyebaran
Jerapah banyak tersebar di wilayah Afrika seperti Kenya, Kamerun, Chad, Niger, Uganda, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Zambia, Tanzania, Angola dan Afsel. Padang rumput liar, hutan dan sabana adalah habitat alami jerapah. Menurut data GCF, ada sekitar 80 ribu jerapah yang tersisa saat ini menyusut dari data tahun 1991 yang mencapai 140 ribu ekor. Penurunan ini diakibatkan pembalakan hutan, perburuan liar, pembukaan kota dan degradasi lahan. Baca juga: Pulau Endemik di Dunia
Kebiasaan
Jerapah adalah hewan yang tidak menetap dan sangat suka berkelompok. Betina sering membentuk kelompok hingga 10-12 ekor tanpa jantan. Ketika bahagia, jerapah akan bermain-main dengan leher mereka dan berlari-lari di area terbuka. Mereka seringkali mengadu leher mereka satu sama lain hingga setengah jam hingga ada satu jerapah yang kelelahan hingga menyebabkan kematian.
Reproduksi
Jerapah tidak memiliki musim kawin yang tetap, tetapi selama musim hujan kemungkinan untuk kawin lebih tinggi karena ketersediaan pangan. Pada usia tujuh tahun, jerapah jantan akan menjadi matang secara seksual, dan kemudian bisa kawin dengan betina dewasa secara seksual yang berusia 4 tahun lebih. Ketika mencari pasangan, jantan akan meletakan dagu di belakang wanita. Dalam rangka untuk menentukan apakah pasangan perempuan potensial dikawini, jerapah jantan akan merasakan urine betina. Jerapah betina dengan hormon estrus terdeteksi dalam rasa urin mereka. Masa kehamilan rata-rata untuk jerapah adalah 15 bulan, menurut GCF. Sebuah anak jerapah yang baru lahir beratnya sekitar 220 pounds, dengan ketinggian sekitar 6,5 kaki. Sebuah jerapah betina biasanya akan melahirkan hanya satu kali, meskipun kejadian kembar yang mungkin. Baca juga: Faktor Penyebaran Flora Fauna
Reproduksi
Jerapah tidak memiliki musim kawin yang tetap, tetapi selama musim hujan kemungkinan untuk kawin lebih tinggi karena ketersediaan pangan. Pada usia tujuh tahun, jerapah jantan akan menjadi matang secara seksual, dan kemudian bisa kawin dengan betina dewasa secara seksual yang berusia 4 tahun lebih. Ketika mencari pasangan, jantan akan meletakan dagu di belakang wanita. Dalam rangka untuk menentukan apakah pasangan perempuan potensial dikawini, jerapah jantan akan merasakan urine betina. Jerapah betina dengan hormon estrus terdeteksi dalam rasa urin mereka. Masa kehamilan rata-rata untuk jerapah adalah 15 bulan, menurut GCF. Sebuah anak jerapah yang baru lahir beratnya sekitar 220 pounds, dengan ketinggian sekitar 6,5 kaki. Sebuah jerapah betina biasanya akan melahirkan hanya satu kali, meskipun kejadian kembar yang mungkin. Baca juga: Faktor Penyebaran Flora Fauna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar