Di negara berkembang seperti Indonesia, kasus pencemaran sudah tentu menjadi salah satu kendala dalam menyukseskan program pembangunan berkelanjutan. Coba anda sesekali pergi ke sungai yang ada di perkotaan pasti ada saja salah satu sungai yang kotor, bau dan tentunya tidak enak dipandang karena tercemar oleh zat-zat tertentu. Permukaan bumi sebagian besar yaitu 2/3 nya ditutupi air sehingga keberadaan air sangat memengaruhi terhadap iklim di lingkungan tempat tinggal kita. Semua mahluk hidup sangatlah membutuhkan air, dalam tubuh manusia saja misalnya terkandung lebih dari 70% air.
Di bumi ini terdapat 97% dari total jumlah air yang ada adalah air asin yaitu lautan dan hanya sekitar 3% dari total jumlah air tersebut berada di danau, sungai, tanah, tumbuhan dan manusia dan sisanya termanifestasi dalam bentuk gunung es yang terdapat di kutub utara dan selatan dan puncak pegunungan tinggi. Semua proses perputaran air di bumi dinamakan siklus air atau daur hidrologi. Baca juga: Animasi Siklus Air.
Ekosistem perairan adalah suatu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara semua unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktifitas lingkungan hidup di perairan. Maka di dalam ekosistem perairan, unsur-unsur yang ada di dalamnya akan membentuk hubungan timbal balik yang bersifat kompleks antar organisme hidup dan tidak hidup secara bersama-sama membentuk sistem ekologi.
Peremajaan sungai ibukota. img: detik.com |
Ekosistem perairan adalah suatu sistem ekologi yang meliputi badan air dengan segala kehidupan yang ada di perairan tersebut. Ekosistem perairan sangat dipengaruhi oleh daerah pengalirannya. Kondisi alam dan kegiatan-kegiatan yang terdapat di sepanjang aliran seperti topografi, geologi, tata guna lahan dan aktifitas sosial yang terdapat di sekitarnya ikut menentukan kualitas dan kuantitas limbah yang masuk ke dalam badan air. Kondisi ini selanjutnya akan memengaruhi kondisi fisik dan kimia badan air seperti kecepatan aliran, tegangan geser pada dasar air, ukuran partikel dasar air, suhu air, jumlah oksigen terlarut dan unsur hara yang terlarut dalam perairan. Kondisi fisik dan kimia tersebut pada akhirnya akan memengaruhi pola kehidupan biota di dalamnya.
Contoh pada kasus sungai yang memiliki sifat aliran cukup deras umumnya dihuni oleh ikan-ikan bertubuh panjang, langsing dan kuat berenang melawan derasnya arus sungai. Tumbuhan yang hidup di air yang cukup deras tersebut biasanya berjenis ganggang berkerak atau ganggang yang bisa berenang serta lumut berbentuk daun. Daya dukung lingkungan pada perairan sangat ditentukan oleh besarnya daya asimilitaif yang menggambarkan besarnya daya tampung perairan untuk menerima dan menyerap limbah yang mengalir ke dalamnya. Daya asimilatif ini sangat erat kaitannya dengan sifat pemurnian air. Proses pemurnian alami yang terjadi dalam perairan dapat terjadi dalam empat tahap yaitu: tahap degradasi, tahap dekomposisi, tahap pemulihan dan tahap pembentukkan air bersih atau air normal. Baca juga: sumber-sumber pencemaran air
Untuk mengukur besarnya dampak pencemaran pada air maka dapat digunakan model matematik yang didasarkan pada hukum keseimbangan maassa, dimana besaran massa yang masuk dan besaran massa yang keluar adalah sama. Penyebaran bahan pencemar air sungai sangat dipengaruhi oleh faktor: kecepatan arus pada badan air, berat jenis bahan pencemar, sifat bahan pencemar dan kondisi kualitas badan air.
Parameter pencemar air yang lazimnya digunakan untuk menganalisis limbah cair adalah:
1. Parameter fisika: suhu, warna, bau, rasa, kekeruhan, zat tersuspensi.
2. Parameter kimia: pH, zat organik, zat anorganik seperti logam berat.
3. Parameter bakteriologi: bakteri coliform, bakteri parasitik, bakteri patogenik.
4. Radioaktifitas.
5. Pestisida
Besarnya dampak pencemaran air sungai adalah konsentrasi pencemar di sungai sebelum mendapat beban pencemaran dikurangi dengan konsentrasi pencemar setelah mendapat beban pencemaran baru.
Bila besar dampak negatif (-) maka konsentrasi pencemar di sungai setelah mendapat beban pencemar baru lebih besar dibanding konsentrasi pencemar di sungai sebelum mendapat beban pencemar. Ini menandakan telah terjadi pencemaran pada badan sungai. Semakin besar besaran negatif maka semakin besar pula dampak negatifnya. Baca juga: Struktur tata ekologi kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar