Senin, 30 Mei 2016

Kenali Ciri-Ciri Umum Anak Autis - AGC Guru Honorer

Autis merupakan sindrom yang menyebabkan adanya kelainan saraf yang menyebabkan anak sulit untuk berkomunikasi dan bersosialisasi seperti anak pada umumnya. Berikut ini ciri-ciri autis pada anak yang dapat diidentifikasi:
a. Kesulitan Bersosialisasi
Kesulitan bersosialisasi merupakan tanda awal dari autisme. Normalnya bayi dapat merespon orang lain dengan tersenyum dalam bulan kedua atau ketiga. Kurangnya tanggapan senyum dari bayi selama periode ini sering menjadi indikasi awal dari autis. Bayi yang kemudian terdiagnosa dengan autis akan memiliki kontak mata yang sedikit dan tidak meniru orang tuanya.
Anak-anak dengan ciri autis biasanya tidak akan berbagi kesenangan dengan orang lain. Contohnya balita autis dapat tersenyum atau tertawa jika mendengar mainan yang berisik tapi ia tidak mau membawa mainan tersebut kepada orang tuanya. Tanda awal lain dari autisme adalah kurangnya gerak atau gestur motorik termasuk menunjuk barang atau suatu benda. Saat mereka bertambah dewasa anak-anak dengan autis sering gagal untuk mengembangkan persahabatan yang erat dengan saudara atau orang tua. Mereka juga mungkin nampak tidak menyadari perasaan orang lain atau gagal menghibur orang marah.
b. Kesulitan Berkomunikasi
Anak-anak dengan gejala autis memiliki kesulitan lain dalam hal komunikasi termasuk mimik dan berbicara. Seringkali anak-anak dengan autis memiliki keterlambatan dalam berbicara dan pada kasus yang berat kadang-kadang tak dapat berbicara sama sekali. Mereka juga tidak bisa menggunakan isyarat untuk menggantikan bicara. Seberapa baik anak autis dapat berbicara ketika dewasa dapat diketahui dari bahasa yang ia dapat lakukan sejak kecil.
Ketika anak autis dapat berbicara, mereka dapat mengulang kembali apa yang dikatakan kepada mereka, atau istilahnya adalah echolalia. Kadang mereka dapat mengutip seluruh percakapan atau dialog sebuah film.. Sering, anak-anak dengan autis salah dalam melafalkan kata seperti "Kamu mau cokelat?"untuk menunjukkan bahwa mereka ingin cokelat. Ketika mereka bertambah dewasa anak-anak autis tidak dapat melakukan percakapan dengan orang lain. Mereka juga tidak akan dapat bermain dengan orang lain, yang ia lakukan hanya bermain dengan benda dan memutar film kesukaan mereka.
c. Kebiasaan Tak Lazim
Ketertarikan yang terbatas atau kebiasaan yang diulang-ulang seringkali menjadi penanda paling jelas dari anak autis ketika balita atau beranjak dewasa. Gejala ini biasanya menjadi masalah yang lebih besar pada usia empat sampai lima tahun. Banyak kasus anak autis akan terus melakukan hal yang sama berulang-ulang dari hari ke hari. Akibatnya mereka bisa menjadi sangat marah dalam menanggapi perubahan kecil seperti tidak biasa sarapan sereal atau mengambil rute yang berbeda saat berkendara pulang dari sekolah. Anak-anak dengan autisme juga dapat mengulang gerakan tubuh seperti berputar, bergoyang atau mengepalkan tangan.
Saat marah atau senang mereka juga dapat membahayakan dirinya dengan menggigit kulit tangan atau membenturkan kepala. Mereka juga dapat menunjukkan agresifitas kepada orang lain atau benda mati atau kadang memerlihatkan kemarahan dan frustasi yang sangat besar.
d. Gejala Lain Yang Berkaitan
Beberapa anak autis menunjukkan gejala lain yang tidak berkontribusi pada diagnosis autisme itu sendiri.
Kepekaan sensoris sangat umum terjadi terutama untuk beberapa tekstur, suara, atau bau. Misalnya, banyak anak autis tidak bisa mentolerir hiasan tau label yang melekat pada pakaian mereka. Beberapa anak mungkin khawatir dengan suara umum seperti hujan atau bilasan air toilet. Mereka mungkin bereaksi terhadap bau biasa seperti parfum atau makanan yang dibuang sebagai hal menjijikan atau kegembiraan.
Masalah dengan nyeri perut, sembelit, atau diare sering juga terjadi. Masalah-masalah ini terkadang disebabkan encopresis, kondisi yang menyakitkan yang dapat diobati yang disebabkan oleh penyumbatan parsial usus besar dengan tinja keras. Beberapa laporan juga menyarankan peningkatan alergi dan masalah dengan sistem kekebalan tubuh.
e. Keterbelakangan Mental dan Keterampilan
Sebelum tahun 1990-an, tiga-perempat dari anak autis juga didiagnosis memiliki keterbelakangan mental. Peningkatan diagnosis autisme, bagaimanapun, telah diimbangi dengan penurunan jumlah anak autis yang juga dianggap memiliki keterbelakangan mental. Anak-anak dengan autisme dapat memiliki variasi yang luas dalam kemampuan intelektual mereka. Banyak menunjukkan penurunan kemampuan verbal, kemampuan mereka untuk memahami dan menggunakan kata-kata. Di sisi lain, beberapa anak dengan sindrom Asperger, yang memiliki kemampuan pidato utuh dan pemahaman bahasa, menunjukkan kesulitan dalam kecerdasan nonverbal, hubungan sebab-akibat khususnya pemahaman. Misalnya, seseorang dengan Asperger mungkin tidak mengerti bahwa seorang ibu menyusui bayi akan tenang bayi dan berhenti dari menangis. Karena variasi yang luas dalam kemampuan, setiap anak autis harus memiliki pengujian kecerdasan.
Beberapa orang dengan autisme di satu sisi dapat menunjukkan keahlian tertentu, seperti menghafal nomor telepon, komputasi tanggal kalender, atau menggambar pemandangan. Kemampuan ini digambarkan sebagai keterampilan savant dan bertanggung jawab atas konsepsi "autisme" seperti yang dipopulerkan dalam film seperti Rainman (1988). Meskipun sekitar 10 persen orang dengan autisme menunjukkan keterampilan luar biasa dibandingkan dengan fungsi mereka secara keseluruhan, keterampilan atau bakat-benar luar biasa cukup langka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar